Pages

SekolahFOREX.Net
Showing posts with label Inspirasi. Show all posts
Showing posts with label Inspirasi. Show all posts

Sunday, February 05, 2012

Pribadi Yang Manis.

Jadilah pribadi yang manis,
Maka pasti selalu dikerubuti.


Ditempat tidur saya tiba-tiba saja banyak sekali semut. Setelah diperiksa, ternyata ada sisa-sisa gula dari kue kering yang kami makan bersama anak-anak. Ternyata benar; ada gula, ada semut. Para semut tidak lagi memperdulikan lokasi dan situasi. Dimana ada gula, kesitulah mereka berbondong beriringan. Ini tidak hanya benar bagi para semut.
Dimana ada gula, kesitulah mereka berbondong beriringan. Ini tidak hanya benar bagi para semut. Coba saja perhatikan orang-orang yang bisa memberi manfaat bagi lingkungannya. Para dermawan, selalu dikerubungi oleh para pengikut setianya. Para alim ulama dan orang-orang berilmu, selalu menjadi rujukan para pencari pencerahan. Siapapun yang bisa memberi manfaat kepada orang lain, bisa dipastikan selalu dibutuhkan oleh mereka. Kita? Sesekali orang lain itu mbok ya membutuhkan kita gitu loh. Tapi mengapa yang terjadi malah sebaliknya ya? Mereka malah mengira seolah kita ini tidak ada. Sekalipun kita sudah menyodor-nyodorkan wajah kita. Tetap saja masih tidak mereka lihat. Sudah beriklan, bahkan. Tapi juga tidak ditanggapi. Barangkali, karena kita belum bisa menjadi pribadi yang manis bagi mereka. Karena sudah menjadi fitrah manusia untuk mengerubuti segala sesuatu yang terasa manis.

Quote from Kaskus.

»»  READMORE...

Friday, October 22, 2010

Gaji Papa Berapa.....?

Kisah ini sudah lama pernah kita baca, tetapi setiap membaca kisah ini hati ku selalu trenyuh dan terharu. Tidak ada basinya isi serta makna yang terkandung dari kisah ini.

Seperti biasa Andrew, Kepala Cabang di sebuah perusahaan swasta terkemuka di Jakarta, tiba di rumahnya pada pukul 9 malam. Tidak seperti biasanya, Sarah, putri pertamanya yang baru duduk di kelas tiga SD membukakan pintu untuknya. Nampaknya ia sudah menunggu cukup lama.

"Kok, belum tidur ?" sapa Andrew sambil mencium anaknya.

Biasanya Sarah memang sudah lelap ketika ia pulang dan baru terjaga ketika ia akan berangkat ke kantor pagi hari.

Sambil membuntuti sang Papa menuju ruang keluarga, Sarah menjawab, "Aku nunggu Papa pulang. Sebab aku mau tanya berapa sih gaji Papa ?"

"Lho tumben, kok nanya gaji Papa ? Mau minta uang lagi, ya ?"

"Ah, enggak. Pengen tahu aja" ucap Sarah singkat.

"Oke. Kamu boleh hitung sendiri. Setiap hari Papa bekerja sekitar 10 jam dan dibayar Rp. 400.000,-. Setiap bulan rata-rata dihitung 22 hari kerja.

Sabtu dan Minggu libur, kadang Sabtu Papa masih lembur. Jadi, gaji Papa dalam satu bulan berapa, hayo ?"

Sarah berlari mengambil kertas dan pensilnya dari meja belajar sementara Papanya melepas sepatu dan menyalakan televisi. Ketika Andrew beranjak menuju kamar untuk berganti pakaian, Sarah berlari mengikutinya.

"Kalo satu hari Papa dibayar Rp. 400.000,-untuk 10 jam, berarti satu jam Papa digaji Rp. 40.000,- dong" katanya.

"Wah, pinter kamu. Sudah, sekarang cuci kaki, tidur" perintah Andrew. Tetapi Sarah tidak beranjak.

Sambil menyaksikan Papanya berganti pakaian,Sarah kembali bertanya,
"Papa, aku boleh pinjam uang Rp. 5.000,- enggak ?"

"Sudah, nggak usah macam-macam lagi. Buat apa minta uang malam-malam begini ? Papa capek. Dan mau mandi dulu. Tidurlah".
"Tapi Papa...."

Kesabaran Andrew pun habis. "Papa bilang tidur !" hardiknya mengejutkan Sarah. Anak kecil itu pun berbalik menuju kamarnya. Usai mandi, Andrew nampak menyesali hardiknya. Ia pun menengok Sarah di kamar tidurnya. Anak kesayangannya itu belum tidur. Sarah didapati sedang terisak-isak pelan sambil memegang uang Rp. 15.000,- di tangannya.

Sambil berbaring dan mengelus kepala bocah kecil itu, Andrew berkata, "Maafkan Papa, Nak, Papa sayang sama Sarah. Tapi buat apa sih minta uang malam-malam begini ? Kalau mau beli mainan, besok kan bisa.

Jangankan Rp.5.000,- lebih dari itu pun Papa kasih" jawab Andrew

"Papa, aku enggak minta uang. Aku hanya pinjam. Nanti aku kembalikan kalau sudah menabung lagi dari uang jajan selama minggu ini".

"lya, iya, tapi buat apa ?" tanya Andrew lembut.

"Aku menunggu Papa dari jam 8. Aku mau ajak Papa main ular tangga. Tiga puluh menit aja. Mama sering bilang kalo waktu Papa itu sangat berharga. Jadi, aku mau ganti waktu Papa. Aku buka tabunganku, hanya ada Rp.15.000,- tapi karena Papa bilang satu jam Papa dibayar Rp. 40.000,- maka setengah jam aku harus ganti Rp. 20.000,-. Tapi duit tabunganku kurang Rp.5.000, makanya aku mau pinjam dari Papa" kata Sarah polos.

Andrew pun terdiam. ia kehilangan kata-kata. Dipeluknya bocah kecil itu erat-erat dengan perasaan haru. Dia baru menyadari, ternyata limpahan harta yang dia berikan selama ini, tidak cukup untuk "membeli" kebahagiaan anaknya.

" Bagi dunia kau hanya seseorang, tapi bagi seseorang kau adalah dunianya "

»»  READMORE...

Friday, July 30, 2010

Kisah Abdullah bin Umar: Mengikat Tali Persaudaraan dengan Sahabat Ayah

Abdullah bin Umar bin Khattab sering disebut dengan Abdullah bin Umar atau Ibnu Umar adalah seorang yang shaleh. Keshalehannya sering mendapat pujian dengan disandingkan dengan keshalehan ayahnya, Umar bin Khaththab. Ia masuk Islam sejak masih kecil dan menyertai ayahnya berhijrah ke Madinah bersama Rasulullah Saw.

Ibnu Umar juga terkenal sebagai pedagang sukses yang sangat dermawan. Tak jarang ia memberi sesuatu yang dipakainya kepada seseorang yang lebih membutuhkannya. Seorang Badui pernah mendapat seekor keledai yang dikendarai Ibnu Umar. Orang itu juga menerima sorban yang biasa dipakai di kepalanya. Pemberian kepada orang Badui itu diniatkan Abdullah bin Umar sebagai tali pengikat persaudaraan.

Kisah itu diceritakan salah satu temannya, Ibnu Dinar. Menurut Ibnu Dinar, Abdullah bin Umar selalu mengendarai keledai saat pergi ke Makkah. Kendaraan itu menjadi tunggangan alternatif saat unta yang biasa dibawanya sedang kelelahan.

Suatu ketika, dalam perjalanan menuju ke Makkah dengan mengendarai keledai, Ibnu Umar berpapasan dengan seorang Badui. Ia menyapa orang itu dan bertanya, “Apakah kamu si fulan anak fulan?”
“Benar,” jawab orang Badui itu.

Mendengar jawaban itu, Abdullah bin Umar memberikan keledai yang dikendarainya seraya berkata, “Gunakanlah keledai ini!” Setelah keledai diterima, ia juga menyerahkan sorban yang dipakainya, “Pakailah sorban ini.”

Merasa heran dengan apa yang dilakukan Abdullah bin Umar, Ibnu Dinar berkata, “Semoga Allah mengampunimu karena telah memberi orang Badui ini seekor keledai yang sering kau jadikan kendaraan. Juga selembar sorban yang biasa engkau pakai di kepalamu.”

Ibnu Umar menjawab perkataan temannya, “Sesungguhnya sebaik-baik kebajikan adalah menyambung tali persaudaraan dengan kenalan ayahnya setelah ia wafat. Ayah orang Badui itu adalah sahabat kental ayahku, Umar bin Khaththab.” « [imam]


Alhamdulillah it's Friday
»»  READMORE...
Sign up for PayPal and start accepting credit card payments instantly.

Disclosure

Komentar, saran atau pertanyaan dapat diajukan melalui kotak komentar blog atau email ke: finco_ponti@yahoo.com

Ini adalah Blog sahabat ku..
Jurus Cerdas Berkebun EMAS, strategi berinvestasi EMAS dengan cara yang tidak pernah Anda Fikirkan

Table of contents appropriate label.

Enter a long URL to make tiny: