Dari mereka, praktek puasa beralih kepada orang-orang Yunani dan Romawi. Puasa yang dilakukan orang-orang Romawi bertujuan untuk menguatkan fisik mereka dan melatih kedisiplinan, ketabahan, serta kesabaran serta Mental berkerja. Mereka percaya bahwa kemampuan menahan godaan eksternal dan internal menjadi prasyarat kemenangan dalam suatu peperangan dan Bisnis. Selain itu, puasa juga berfungsi untuk membersihkan ruh atau menebus dosa-dosa yang telah mereka lakukan dan juga sebagai terapi penyembuhan beberapa penyakit.
Orang Cina purba mengenal puasa untuk melatih ketegaran dalam menghadapi berbagai macam cobaan dan untuk menghemat perbekalan. Sedangkan orang Indian, di Amerika Utara, melakukan puasa ketika sedang berusaha untuk memperoleh visi, ide maupun gagasan dan untuk gol nya suatu bisnis.
Puasa juga dikenal oleh agama-agama penyembah bintang.
Ibn an-Nadim dalam bukunya al-Fahrasatnya menyebutkan bahwa agama para penyembah bintang perpuasa tiga puluh hari setahun, ada pula puasa sunnah sebanyak 16 hari dan juga ada yang 27 hari. Puasa mereka dilakukan sebagai penghormatan kepada bulan, juga kepada Mars yang mereka percayai sebagai bintang nasib, dan juga kepada matahari.
Dalam ajaran Budha dikenal puasa sejak terbit sampai terbenam matahari. Mereka melakukan puasa empat hari dalam sebulan. Puasa tersebut mereka namai uposatha, pada hari-hari pertama kesembilan, kelimabelas, dan keduapuluh. Orang-orang Yahudi mengenal puasa selama empatpuluh hari, bahkan dikenal beberapa macam puasa yang dianjurkan bagi penganut-penganut agama ini, khususnya untuk mengenang para nabi atau peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah mereka. Agama Kristen juga demikian. Walaupun dalam kitab Perjanjian Baru tak mencantumkan isyarat tentang kewajiban puasa, tetapi dalam praktek keberagamaan mereka dikenal aneka jenis puasa yang ditetapkan pemuka-pemuka agama. « [imam]
No comments:
Post a Comment
Monggo Mas.
Live your Comment, hehehe.